Dr. Aprijon Efendi Paparkan Hubungan Antara Artificial Intelligence (AI) dan Faktor Linguistik di Konferensi Internasional Bahasa Arab

Jakarta, 8 Agustus 2025 – Dalam sebuah forum ilmiah bergengsi, Dr. H. Aprijon Efendi, Lc, M.A., menyampaikan paparan risetnya yang inovatif mengenai peran kecerdasan buatan (AI) dalam  meningkatkan kemahiran berbicara siswa. Presentasi yang berlangsung di Pertemuan Ilmiah Internasional Bahasa Arab (PIINBA) ke-15 di Universitas Darun Najah Jakarta ini mendapat sambutan hangat dari para akademisi dan pakar Bahasa Arab dari berbagai negara.

Dr. Aprijon, dalam presentasinya, menguraikan hasil penelitiannya yang berfokus pada siswa MAN 1 Kota Pekanbaru. Risetnya menyoroti bagaimana AI dapat diintegrasikan dengan pemahaman psikolinguistik dan sosiolinguistik untuk menciptakan metode pembelajaran Bahasa Arab yang lebih efektif. Ia menjelaskan bahwa pendekatan ini mengatasi tantangan pembelajaran bahasa yang seringkali bersifat satu arah dan kurang personal.

“Kami menemukan bahwa dengan AI, kita bisa menganalisis dan merespons secara real-time terhadap proses kognitif siswa saat berbicara, ini adalah inti dari psikolinguistik,” jelas Dr. Aprijon. “AI juga memungkinkan simulasi konteks sosial yang kaya, membuat siswa terbiasa menggunakan bahasa dalam berbagai situasi, yang merupakan esensi dari sosiolinguistik.”

Tantangan dan Peluang Etika di Era Digital

Dr. Aprijon juga tidak luput membahas tantangan etika yang muncul seiring dengan perkembangan AI (Artificial Intelligence) . Beliau menekankan pentingnya peran para akademisi untuk memastikan bahwa teknologi ini digunakan secara bertanggung jawab dan tidak memperkuat bias-bias yang ada dalam masyarakat.

Presentasi Dr. Aprijon Efendi pada PIINBA ke-15 ini menginspirasi penelitian-penelitian baru di persimpangan antara teknologi, psikologi, sosiologi, dan linguistik.

Presentasi ditutup dengan sesi diskusi tanya jawab yang interaktif dan mendalam di kalangan peserta tentang potensi implementasi AI di sekolah lain serta tantangan yang mungkin dihadapi. Dr. Aprijon Efendi optimis bahwa temuan risetnya dapat menjadi landasan bagi pengembangan kurikulum yang lebih inovatif dan adaptif di masa depan.

Leave a Reply