Pekanbaru – Dua mahasiswa Pascasarjana Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Arab (PBA) UIN Sultan Syarif Kasim Riau, Muhammad Satrio Wijaya dan Desi Asmara Delima, mendapat kehormatan besar. Keduanya diundang untuk mengajar Bahasa Arab di sebuah lembaga pendidikan Maahad Norol Iman yg difasilitasi oleh Yayasan Islamic Center Kamboja yang akan berangkat pada tanggal 25 Oktober 2025. Ini merupakan pengalaman langka dan membanggakan bagi mereka, terutama dalam memperluas wawasan keilmuan dan budaya.
Misi Pengajaran dan Pertukaran Budaya
Selama satu tahun penuh Satrio dan Desi akan berbagi ilmu dan pengalaman mereka. “Ini adalah kesempatan emas. Selain mengajar Bahasa Arab, kami juga bisa memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada mereka,” kata Satrio. Hal senada juga diungkapkan oleh Desi. Selama di sana, mereka tak hanya mengajar di kelas, tetapi juga terlibat dalam berbagai kegiatan lain, seperti diskusi budaya dan pelatihan bahasa.
Dukungan Penuh dari UIN Suska Riau
Keberangkatan Satrio dan Desi mendapat dukungan penuh dari rektor UIN Suska Riau Prof. Dr. Hj. Leny Nofianti MS, SE, M.Si, Ak, CA, dan Wakil Rektor I Bidang Akademik Prof. H. Raihani, M.Ed., Ph.D. Ibu rektor menyampaikan apresiasi tinggi atas prestasi ini. “Ini adalah bukti bahwa kualitas pendidikan di UIN Suska Riau sudah diakui secara internasional. Kami bangga dengan Satrio dan Desi. Semoga ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus berprestasi dan membawa nama baik kampus,” kata Prof. Leni.
Menurut Prof. Dr. Hj. Helmiati, M.Ag, Diretur Pascasarjana UIN Suska Riau, keberhasilan ini menunjukkan bahwa mahasiswa kita memiliki kompetensi yang mumpuni. “Program ini menjadi jembatan diplomasi pendidikan dan budaya antara Indonesia dan Kamboja. Kami berharap kolaborasi semacam ini akan terus berlanjut,” jelasnya. Semoga awal yg baik ini dapat mempertegas dan mengimplementasikan visi dan misi Pascasarjana UIN Suska Riau yg maju dgn inovasi dan unggul dlm aksi.
Membawa Nama Baik Indonesia di Kancah Internasional
Partisipasi Satrio dan Desi di Kamboja tidak hanya sebatas pengajaran. Mereka juga menjadi duta bangsa yang memperkenalkan wajah Indonesia yang toleran, damai, dan berbudaya. Pengalaman ini diharapkan dapat memperkuat hubungan baik antara kedua negara dan membuka peluang kerjasama pendidikan lebih luas di masa depan.